Tuesday, August 31, 2010

mari i'tikaf

Assalamualaikum wr wb.

Hari ini, 21 Ramadhan 1431 H yang bertepatan dengan Senin 31 Agustus 2010 insya Allah kita memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan 1431 H. Rasul Muhammad SAW mencontohkan i’tikaf (bermukim di masjid) selama sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan yang mulia. Bahkan di tahun dimana beliau wafat, Rasul ber itikaf pada 20 malam terakhir Ramadhan.

Bagi akhi yang bisa menjalankannya, mari kita lestarikan warisan sunnah Rasul yang sangat mulia untuk kita kerjakan ini. Hadits mengenai hal ini sudah banyak sekali dan shahih sanadnya. Bagi yang bekerja di kantoran, sebaiknya mengambil cuti karena begitu mulianya ibadah di 10 hari terakhir ini hingga Rasul pun membebaskan mereka yang beri’tikaf untuk TIDAK menjenguk orang sakit maupun menghadiri pemakaman jenazah. Subhanallah …!!!
Silakan baca artikel bagus di LINK ini agar semuanya semangat menyambut hadirnya sepuluh hari terakhir Ramadhan ini.

Saturday, August 28, 2010

UKHUWAH ISLAMIYAH

Waskita Apriadi

merupakan ikatan yang mengikat kaum muslimin antara yang satu dengan yang lainnya. Ukhuwah islamiyah merupakan ikatan yang yang diikatkan oleh Allah swt. di langit. Sehingga ukhuwah islamiyah ini menjadi benang yang merangkai seluruh kaum muslimin dengan rangkaian otomatis. Ukhuwah islamiyah membentuk perjanjian yang sangat berharga. Dengan ukhuwah ini seorang muslim berhak memberikan pertolongan pada muslim lainnya, menasehatinya, membantu memecahkan kesulitannya serta saling menghormati dan saling menghargai relativitas masing – masing sebagai sifat dasar kemanusiaan, sebagai perbedaan pemikiran, sehingga tidak menjadi penghalang untuk saling membantu atau menolong karena diantara mereka terikat oleh suatu keyakinan dan jalan hidup yaitu islam. Seseorang yang menempuh perjalanan dan mengabdikan diri dalam ukhuwah islamiyah akan mendapatkan keutamaan dunia dan akhirat. Wajah mereka berseri-seri terkena pantulan cahaya iman. Dosa-dosa mereka berguguran laksana daun-daun yang berguguran dari pohon kering yang ditiup oleh angin kencang.

Tuesday, August 24, 2010

Ibnu Taymiyah

Taman rindang itu dipenuhi beraneka tanaman. Bunga-bunga mewangi, sementara buah ranum menyembul disela-sela dahannya yang rimbun. Disatu pojok, sebatang tunas tumbuh dan berkembang dengan segarnya. Batangnya kokoh, rantingnya dihiasi pucuk-pucuk daun lebat dengan akar terhujam kebumi. Tunas itu khas. Ia berada ditempat yang khas. Jika fajar menyingsing sinar mentari menerpa pucuk-pucuknya. Ketika siang menjelang ia dipayungi rimbunan dahan di sekitarnya. Dan saat petang beranjak, sang raja siangpun sempat menyapa selamat tinggal melalui sinarnya yang lembut. Sang tunas tumbuh dalam suasana hangat. Maka tak heran jika ia tumbuh dalam, berbuah lebat, berbatang kokoh dan berdahan rindang. Tunas itu adalah Taqiyyudin Ahmad bin Abdilhalim bin Taymiyyah.

Ia berasal dari keluarga taqwa. Ayahnya Syihabuddin bin Taymiyyah. Seorang Syaikh, hakim, khatib, 'alim dan wara'. Kakeknya Majduddin Abul Birkan Abdussalam bin Abdullah bin Taymiyyah Al-Harrani. Syaikhul Islam, Ulama fiqih, ahli hadits, tafsir, Ilmu Ushul dan hafidz.

Sunday, August 22, 2010

Terminal Muhasabah: "Kemanakah Arah Potensi Kita?"

Penulis: Asha_Gazzaz

Sesungguhnya tegak dan bangkit suatu ummat tidak akan pernah tercapai melainkan dengan adanya potensi-potensi dan kualitas kemampuan pada ummat itu sendiri, yang telah dianugerahkan Allah SWT kepada mereka. Firman-Nya: "...untuk mengujimu tentang apa yang telah diberikan-Nya kepadamu." (QS. Al-An'am: 165).

Sebuah keyakinan, bahwa segenap perubahan yang berawal dari bagusnya pemahaman dan pengembangan potensi yang dimiliki oleh ummat akan mampu membawa mereka kepada ruang perubahan yang lebih terang. Allah tidak perlu turun tangan untuk merubah mereka, karena perubahan akan tercipta dari segenap niat dan usaha mereka sendiri. "Allah tidak merubah (nikmat yang Allah berikan kepada) sesuatu kaum sehingga mereka merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri." (QS. Ar-Ra'd: 11).