Sunday, August 22, 2010

Terminal Muhasabah: "Kemanakah Arah Potensi Kita?"

Penulis: Asha_Gazzaz

Sesungguhnya tegak dan bangkit suatu ummat tidak akan pernah tercapai melainkan dengan adanya potensi-potensi dan kualitas kemampuan pada ummat itu sendiri, yang telah dianugerahkan Allah SWT kepada mereka. Firman-Nya: "...untuk mengujimu tentang apa yang telah diberikan-Nya kepadamu." (QS. Al-An'am: 165).

Sebuah keyakinan, bahwa segenap perubahan yang berawal dari bagusnya pemahaman dan pengembangan potensi yang dimiliki oleh ummat akan mampu membawa mereka kepada ruang perubahan yang lebih terang. Allah tidak perlu turun tangan untuk merubah mereka, karena perubahan akan tercipta dari segenap niat dan usaha mereka sendiri. "Allah tidak merubah (nikmat yang Allah berikan kepada) sesuatu kaum sehingga mereka merubah apa yang ada pada diri mereka sendiri." (QS. Ar-Ra'd: 11).



Bagusnya sebuah pemberdayaan dan pengaturan atas potensi yang dimiliki merupakan tuntutan pembekalan yang seharusnya ada dimiliki oleh setiap individu yang menjadi bagian ummat tersebut untuk selalu menjaga dan memeliharanya. Secara garis besar semua dimaksudkan untuk dua hal:

Pertama: Sesungguhnya merupakan sunnatullâh yang tersaji dalam potensi-potensi ini, begitu sedikit terdapat pada ummat. "Hanya saja manusia laksana ratusan onta yang hampir sama sekali engkau tidak mendapatkan padanya pengembara." Adapun yang dimaksudkan dengan potensi pengembara yang setiap amal membutuhkannya: yaitu potensi itu sendiri.

Kedua: Apa yang kita lihat dari sekawanan permusuhan yang difokuskan oleh para musuh-musuh terhadap kita pada masa sekarang ini; dengan tuntutan kebutuhan ummat kepada permusuhan tadi. Sungguh ini tidak akan menghasilkan apa-apa melainkan hanya buah yang pahit. Hari-hari berlalu tanpa sedikit makna terpahami. Dan aktifitas-aktifitas masih saja begitu-begitu saja. Menjadi lubang-lubang yang tidak tertutupi, laksana sebuah ladang tak bertanah, tak ada yang nampak sama sekali.

Allah menyayangi pribadi yang mengetahui kemampuan dirinya dan mewujudkan kesyukurannya lewat beragam kreatifitas dan aktifitas pengembangan diri. Dan kasih sayang Allah juga untuk para penyeru dakwah yang mengetahui kadar kemampuannya dan potensi orang-orang di sekitarnya serta mereka berusaha dengan maksimal mengarahkan dan meletakkanya pada tempat yang tepat meskipun sangat sedikit ruang batasan dan aktifitas yang akan tercipta. Yang penting dapat membuahkan dan menghasilkan. Minimal, mendekati hasil yang diinginkan. Sesuatu yang sedikit menghasilkan dan mampu berjalan secara terus-menerus akan lebih baik daripada banyak namun jarang dan tidak membuahkan hasil sama sekali.

"Bukankah Allah sangat menyukai sebentuk amal yang dapat dikerjakan terus-menerus walau sangat sedikit nilai dan rupanya!" Sebuah keberuntungan bagi para penyeru dakwah, merupakan penghematan yang dapat diwujudkan pada satu waktu dengan aktifitas-aktifitas lain dan satu bentuk sumbangsih bagi agama. Tidak ada seruan untuk kemalasan, kelemahan dan kegamangan. Tidak ada peluag bagi kerendahan semangat dan kesenangan yang fatamorgana. Ingatlah: "Sesungguhnya kewajiban itu lebih banyak dari waktu yang tersedia."

Betapa banyak kita melihat dan menyaksikan seruan kepada aktifitas-aktifitas yang beragam, akan tetapi tidak mampu untuk memancing serta menggerakkan potensi yang sudah ada. Namun berjalan sesaat untuk akhirnya kembali membuat kita tidak bisa berbuat banyak dengan potensi yang sudah ada. Menjadi bahan mentah yang tidak dapat digarap serta dikembangkan. Akankah ia menjadi nikmat namun kita tidak pandai mensyukurinya dengan kemampuan untuk mengolahnya. Sehingga setiap rintangan yang menghadang hanya dapat dihadapi dengan keluhan panjang. Lalu, "Nikmat Tuhan manakah yang kamu ingkari?".

Potensi dan kemampuan menakjubkan keluar dan mengarah kepada kita setiap hari, namun sesungguhnya apa yang dihasilkan oleh pikiran dan potensi mereka penyeru permusuhan berlawanan dengan potensi yang dimiliki oleh para penyeru kebaikan dengan luasnya kesungguhan mereka. Mereka selalu berseru: "Jika da'wah adalah bunga-bunga yg siap mekar, maka serbukkanlah sarinya agar ia mewangi ke seluruh penjuru dunia."

Maka setiap amalan hendaknya melangkah dengan langkah yang pasti dan jalur yang jelas sehingga setiap usaha yang dilakukan dapat mencapai tujuan dan tempat yang dicita-citakan. Segalanya akan condong kepada keberhasilan, dengan izin Allah SWT. Adapun penyaluran potensi dalam ruang aktifitas yang banyak dan beragam dengan tuntutan bahwa hal itu adalah gambaran kebutuhan ummat, maka sesungguhnya ini tidak akan membuahkan melainkan hanya buah yang pahit. Hari-hari berlalu tanpa sedikit makna terpahami. Dan aktifitas-aktifitas masih saja begitu-begitu saja. Menjadi lubang-lubang yang tidak tertutupi, laksana sebuah ladang tak bertanah, tak ada yang nampak sama sekali padanya.

Mari sejenak mengevaluasi kembali cara pandang kita, pada potensi dan juga kemampuan orang-orang yang ada bersama kita. Mari kita berusaha mengarahkan dan memperbaiki arah yang menjadi tujuan kita dan mereka. Semoga Allah selalu mengampuni kita semua dan memberikan limpahan kekuatan keikhlasan dan semangat dalam beraktifitas.

Wallâhu A'lam Wa A'lâ bi Ash-Shawâb.[deruja_chandra@yahoo.co.uk]

"Sejarah telah menunjukkan, tiap-tiap bangsa yang telah menempuh ujian hidup yang sakit dan pedih, tapi tidak putus bergiat menentang marabahaya, berpuluh, bahkan beratus tahun lamanya, pada satu masa akan mencapai satu tingkat kebudayaan yang sanggup memberikan penerangan kepada bangsa lain." Muhammad Natsir, Pedoman Masjarakat, 1936.

No comments:

Post a Comment