Sunday, January 27, 2013

Saat Menulis, Jangan Lupakan 5W Bersaudara


” Saat Menulis, Jangan Lupakan 5W Bersaudara” karya Iskandar Zulkarnaen seorang blogger, writer, reporter, editor, presenter, dan trainer. Berikut ini kutipan beliau:

Konon, tersebutlah 5W Bersaudara nan sakti mandraguna. Kelima orang itu harus selalu disebut dalam setiap tulisan. Karena kalau terlewatkan satu saja, mereka akan marah. Dampaknya, tulisan terkena sihir sehingga tidak enak dibaca. Mereka adalah What (Apa), Who (Siapa), Where (Di mana), When (Kapan) dan terakhir, si bungsu Why (Mengapa).
Sebenarnya, ada satu lagi yang juga harus disertakan, yaitu si H alias How (Bagaimana). Tapi How jarang luput dari perhatian karena senantiasa masuk ke dalam penjelasan tulisan.
Saya sering membaca tulisan-tulisan di Kompasiana yang di paragraf-paragraf awal sudah langsung ngebut menjelaskan semua yang terkait dengan How. Bagaimana prosesnya. Bagaimana kejadiannya. Bagaimana akhirnya. Bagaimana caranya. Dan seterusnya. Tapi sayang, ekspos berlebih terhadap si H tidak diikuti dengan penyebutan lengkap 5W Bersaudara.
Sehingga ketika sedang asyik menikmati tulisan sampai beberapa paragraf, muncul keanehan. Semakin banyak paragraf yang dibaca, perasaan bertambah gelisah karena ada ’sesuatu yang hilang’.
Pada titik ini, biasanya pembaca akan mengalami apa yang disebut dengan sindrom-gak-jelas-nih. Otaknya terusik oleh pertanyaan-pertanyaan sederhana tapi mendasar.
“Yang dibawa oleh para pengunjung itu hadiah atau barang belanjaan? Ini lagi ngomongin politik atau film ya? (so What gitu loh)
“Ini kejadiannya kapan sih? Tanggal, bulan, tahun, jam, menit dan detiknya ke mana?” (so When gitu loh)
“Acaranya di Jakarta atau Manado? Persisnya di mana, di pasar atau di gedung?” (so Where gitu loh)
“Korbannya siapa? Penerima penghargaan itu sebenarnya siapa sih? Si Ali ini adiknya atau kakaknya Yuni? (so Who gitu loh)
“Kenapa dia sekarang jadi orang miskin? Kenapa Ruslan tidak boleh berpolitik?” (so Why gitu loh)
Dan masih banyak contoh pertanyaan mendasar lain yang merupakan perpaduan antara What (Apa), Who (Siapa), Where (Di mana), When (Kapan) dan Why (Mengapa).
Intinya, pembaca lama-lama bosan dengan kebingungan yang selalu menyergap, acap kali membaca tulisan yang tidak mengindahkan kekuatan 5W Bersaudara. Setelah itu, muncul sikap antipati terhadap penulisnya karena aura tulisan-tulisan miliknya sudah tertutup oleh sihir yang dilancarkan 5W Bersaudara.
Anda tentu tidak mau terkena sihir mengerikan itu, bukan?
Nah, agar terhindar dari kutukan 5W Bersaudara, berikut saya berikan ramuan penangkalnya:
  • Biasakan menyebut kelima bersaudara di dua paragraf pertama. Atau setidaknya, ketika masuk paragraf keempat, 5W Bersaudara sudah terangkai dalam satu kalimat utuh.
  • Buat catatan kecil seputar kelima W tadi. Sebenarnya cukup diingat di kepala. Tapi kalau dibutuhkan, catatan itu bisa dituangkan dalam bentuk coretan.
  • Baca lagi tulisan yang sudah dibuat, baik sebelum maupun sesudah ditayangkan. Lalu, kalau ada waktu, baca kembali tulisan tersebut beberapa lama setelah dia tayang. Bacalah sebagai pembaca, bukan sebagai pembuat tulisan!
  • Terakhir, pastikan Anda sudah memahami betul apa yang sudah ditulis dari huruf pertama sampai huruf terakhir. Sebab kalau penulisnya saja tidak mengerti, bagaimana dengan pembaca lainnya?

No comments:

Post a Comment