(Karya : Riana Dwi Putra
Mahasiswa Universitas Lampung, Kabid KII UKM Birohmah Unila 2012/2013)
Keberanian Langkah,
Nilai keterbutuhan atas segala bentuk waktu, mulai dari menghitung jumlah parodi dari sebuah ilustrasi medan penjumlahan keuntungan atau kerugian , ketercapaian atau ketertinggalan, dan kehancuran atau kebahagian, menjadikan norma sosial yang kadang dipertaruhkan, tentunya untuk mempertahan akidah yang sudah dipatenkan pada jiwa-jiwa terpilih. Membuat semakin jelas dan lebih tampak hadirnya model percontohan dengan terhentinya sebuah hubungan sedarah antara anak dengan orang tua, kakak dengan adik dan sebagainya, hubungan seikat setali kasih dan yang lebih tampak lagi adalah hubungan sebangsa dan setanah air. Memang setiap manusia menginginkan keterutuhan dalam sebuah hubungan, baik hubungan antar pribadi, keluarga, masyarakat bahkan dunia, namun Kuasa Allah telah mendahului manusia sehingga keinginan yang sifatnya kepada pemuasan atas nafsu dan kesenangan pada hal yang ditentukan serta sesuai kebutuhan di dunia tidaklah mudah, perlu pengorbanan, dan perlu sebuah perjuangan.
Keberanian Langkah,
Nilai keterbutuhan atas segala bentuk waktu, mulai dari menghitung jumlah parodi dari sebuah ilustrasi medan penjumlahan keuntungan atau kerugian , ketercapaian atau ketertinggalan, dan kehancuran atau kebahagian, menjadikan norma sosial yang kadang dipertaruhkan, tentunya untuk mempertahan akidah yang sudah dipatenkan pada jiwa-jiwa terpilih. Membuat semakin jelas dan lebih tampak hadirnya model percontohan dengan terhentinya sebuah hubungan sedarah antara anak dengan orang tua, kakak dengan adik dan sebagainya, hubungan seikat setali kasih dan yang lebih tampak lagi adalah hubungan sebangsa dan setanah air. Memang setiap manusia menginginkan keterutuhan dalam sebuah hubungan, baik hubungan antar pribadi, keluarga, masyarakat bahkan dunia, namun Kuasa Allah telah mendahului manusia sehingga keinginan yang sifatnya kepada pemuasan atas nafsu dan kesenangan pada hal yang ditentukan serta sesuai kebutuhan di dunia tidaklah mudah, perlu pengorbanan, dan perlu sebuah perjuangan.
Pengorbanan,
Terjalinya hubungan adalah karena Allah,
maka hal pertama yang harus diperhatikan adalah bahwa adanya kuasa Allah atas
setiap manusia. Sehingga, tidaklah akan merasa kecewa, ketika memperhatikan
kepada hal yang disukai malah menjadi keterbencian yang sangat mendalam, dan
adakalanya keputusasaan dalam mencapai sesuatu kadang menjerumuskan kepada
penghamburan bentuk makna kebersyukuran.
Iman dalam bentuk pengorbanan
yang hampir saja terhempas lepas
ke ruang hampa oleh gerak bebas
gelombang rayuan dunia, harta benda bahkan wanita dan pria , lalu keluarga dan
perniagaan yang telah diusahakan, menjadi perngorbanan pertama yang wajib di
sisihkan terlebih dahulu oleh seseorang yang mengaku muslim. Memang tidaklah
mudah! itulah pengorbanan yang sangat jarang bisa dilakukan oleh manusia,
karena dunia adalah cobaan yang sangat berat bagi yang terlalaikan dan sangat
ringan bagi yang dimudahkan oleh Allah.
Perjuangan,
Gelombang cahaya matahari yang terus
bersinar memberikan panas pada bumi, lalu memunculkan arah mata angin yang selalu
berhembus meraba kesetiap sudut-sudut bulu roma, yang terhempas searah
gelombang cahaya menampakan wujud, dan rintikan ringan air hujan terus menyapa,
menyentuh dengan lembutnya hingga terasa dingin membasahi selaput kulit luar.
Perantaraan kekuatan raga dan jiwa, tentu memiliki imun yang sangat berbeda
beda, kelemahlembutan dalam bertutur, keterusterangan dalam berpendapat, dan
kekbijaksanaan dalam berprilaku adalah salah satu yang menantikan
pribadi-pribadi muslim yang sudah Allah tentukan kapasitas
kemampuan.
Kebersamaan dalam berjuang, itulah yang
tampak oleh mata bagi yang dapat melihat dengan terang dan benar, dengan
kerjsama jualah mampu menghempaskan musuh-musuh Allah ke jurang kehancuran.
Sebentuk usaha adalah niat dalam mencapai tingkat derajat paling tinggi, di
hadapan Allah ketika menghadap-Nya sekarang, esok dan nanti… wallahualam bishowab...
No comments:
Post a Comment