Oleh: Wahid Priyono (MCU Birohmah 12/13), dari beberapa sumber dengan perubahan seperlunya.
Siapa yang tidak kenal mi cepat saji atau mi
instan? Semua orang pasti sudah mengenal bahkan sudah merasakan nikmatnya mi
instan. Tapi hati-hati, jangan terlalu banyak melahap dalam porsi besar,
apalagi tiap hari. Disarankan memasaknya dengan sayur-sayuran berserat. Mengapa harus ditambah
sayuran?
Mi instan sangat disukai baik anak-anak hingga
orang tua. Selain lezat dan murah, cara penyajian mi instan juga cepat dan
praktis. Tinggal dimasak sebentar, bahkan ada yang hanya diseduh dengan air
panas, mi instan bisa langsung disantap. Enak yah, hehehehe... :)
Dari segi kesehatan, kandungan gizi di dalam mi
instan sangat kecil, Iya tah HID????. Bahkan di dalam mi instan ditemukan kandungan bahan kimia
seperti zat pengawet, pewarna, dan penguat rasa, yang tidak diperlukan tubuh
bahkan membahayakan. Selain itu mi instan sebetulnya kurang mengandung protein,
serat, dan vitamin.
Seperti halnya mi lainnya, mi instan juga
berbahan baku terigu. Bedanya mi instan dan mi biasa, ada pada pemrosesannya,
mi instan goreng dan dikeringkan dalam oven dengan menggunakan minyak sayur.
Mi instan pun mengandung garam, bahkan pengental
dan penstabil, dan beberapa bahan kimia seperti karamel, hidrolisat protein
nabati, ribotide, zat besi, natrium
karbonat dan kalium karbonat (keduanya pengatur keasaman), tartrazive (pewarna kuning).
Kita tengok yuk tulisan yang ada pada kemasan
atau bungkus setiap mi instan. Di sana akan terdapat petunjuk pada komposisi mi dan
bahan-bahan untuk bumbunya. Komposisi mi:
Tepung terigu, minyak sayur, tepung tapioka, garam, pengatur keasaman,
pewarna makanan (Tartrazin CI 19140).
Bumbu: garam, penguat rasa (Mononatrium
glutamat atau monosodium glutamat/MSG),
gula, cabai merah, bawang putih, bawang merah, saus tomat, kecap, bubuk lada.
Disamping itu ada juga yang menyantumkan perasa
bawang putih, bubuk cabe, vitamin (A,B1,B5,B6,B12, Niasin, Asam Folat) dan
bahan cita rasa (rasa ayam, rasa udang, rasa sapi). Jadi, semua adalah bahan-bahan kimia, dalam arti bukan udang
asli, ayam asli, dan seterusnya.
Zat pewarna yang bernama Tartrazin CI 19140 lebih
sering digunakan untuk pewarna minuman karena sifatnya yang larut dalam air.
Bahkan kimia ini menghasilkan warna kuning lemon. Ada beberapa orang yang
sangat sensitif dengan bahan kimia ini. MSG dapat menyebabkan demam, rasa
lelah, dan sakit kepala, migraine, mual atau muntah.
Mi instan juga mengandung lemak yang meembuat
helaian mi tidak saling menempel saat dimasak. Banyak orang menduga, minyak
pada mi instan adalah lilin. Mi instan tidak mengandung lilin, yang
kelihatannya seperti lilin adalah lemak hasil penggorengan pada proses
pembuatan produk mi instan. Walau begitu, minyak dalam mi instan dapat mengganggu
kesehatan bagi mereka yang mempunyai pencernaan sensitif.
Dari komposisi tadi, kita melihat begitu banyak
penggunaan bahan-bahan kimia. Untuk pertumbuhan dan menjaga agar badan tetap
sehat, kita membutuhkan vitamin, mineral, dan serat, yang tidak kita temukan di
dalam sebungkus mi instan.
Jadi, jangan jadikan mi instan makanan utama
setiap hari. Apabila menyantapnya pun disarankan untuk menambah dengan sayuran,
tomat, atau telor sehingga menjadi makanan yang bergizi, dan sebaiknya juga jangan sesering mungkin anda mengkonsumsi mi instan, karena efek berbahaya yang ditimbulkannya tadi. Sekarang pertanyaan untuk anda, apakah anda siap untuk tidak sering mengonsumsi mi instan? Semoga artikel ini bermanfaat ya?
No comments:
Post a Comment