Sunday, August 26, 2012

Info Sehat: Mi Instan, Lezat Tapi Berbahaya

Oleh: Wahid Priyono (MCU Birohmah 12/13), dari beberapa sumber dengan perubahan seperlunya.

Siapa yang tidak kenal mi cepat saji atau mi instan? Semua orang pasti sudah mengenal bahkan sudah merasakan nikmatnya mi instan. Tapi hati-hati, jangan terlalu banyak melahap dalam porsi besar, apalagi tiap hari. Disarankan memasaknya dengan sayur-sayuran berserat. Mengapa harus ditambah sayuran?

Mi instan sangat disukai baik anak-anak hingga orang tua. Selain lezat dan murah, cara penyajian mi instan juga cepat dan praktis. Tinggal dimasak sebentar, bahkan ada yang hanya diseduh dengan air panas, mi instan bisa langsung disantap. Enak yah, hehehehe... :)

Dari segi kesehatan, kandungan gizi di dalam mi instan sangat kecil, Iya tah HID????. Bahkan di dalam mi instan ditemukan kandungan bahan kimia seperti zat pengawet, pewarna, dan penguat rasa, yang tidak diperlukan tubuh bahkan membahayakan. Selain itu mi instan sebetulnya kurang mengandung protein, serat, dan vitamin.

Seperti halnya mi lainnya, mi instan juga berbahan baku terigu. Bedanya mi instan dan mi biasa, ada pada pemrosesannya, mi instan goreng dan dikeringkan dalam oven dengan menggunakan minyak sayur.

Mi instan pun mengandung garam, bahkan pengental dan penstabil, dan beberapa bahan kimia seperti karamel, hidrolisat protein nabati, ribotide, zat besi, natrium karbonat dan kalium karbonat (keduanya pengatur keasaman), tartrazive (pewarna kuning).

Kita tengok yuk tulisan yang ada pada kemasan atau bungkus setiap mi instan. Di sana akan terdapat petunjuk pada komposisi mi dan bahan-bahan untuk bumbunya. Komposisi mi:  Tepung terigu, minyak sayur, tepung tapioka, garam, pengatur keasaman, pewarna makanan (Tartrazin CI 19140). Bumbu: garam, penguat rasa (Mononatrium glutamat atau monosodium glutamat/MSG), gula, cabai merah, bawang putih, bawang merah, saus tomat, kecap, bubuk lada.

Disamping itu ada juga yang menyantumkan perasa bawang putih, bubuk cabe, vitamin (A,B1,B5,B6,B12, Niasin, Asam Folat) dan bahan cita rasa (rasa ayam, rasa udang, rasa sapi). Jadi, semua adalah  bahan-bahan kimia, dalam arti bukan udang asli, ayam asli, dan seterusnya.

Zat pewarna yang bernama Tartrazin CI 19140 lebih sering digunakan untuk pewarna minuman karena sifatnya yang larut dalam air. Bahkan kimia ini menghasilkan warna kuning lemon. Ada beberapa orang yang sangat sensitif dengan bahan kimia ini. MSG dapat menyebabkan demam, rasa lelah, dan sakit kepala, migraine, mual atau muntah.

Mi instan juga mengandung lemak yang meembuat helaian mi tidak saling menempel saat dimasak. Banyak orang menduga, minyak pada mi instan adalah lilin. Mi instan tidak mengandung lilin, yang kelihatannya seperti lilin adalah lemak hasil penggorengan pada proses pembuatan produk mi instan. Walau begitu, minyak dalam mi instan dapat mengganggu kesehatan bagi mereka yang mempunyai pencernaan sensitif.

Dari komposisi tadi, kita melihat begitu banyak penggunaan bahan-bahan kimia. Untuk pertumbuhan dan menjaga agar badan tetap sehat, kita membutuhkan vitamin, mineral, dan serat, yang tidak kita temukan di dalam sebungkus mi instan.
Jadi, jangan jadikan mi instan makanan utama setiap hari. Apabila menyantapnya pun disarankan untuk menambah dengan sayuran, tomat, atau telor sehingga menjadi makanan yang bergizi, dan sebaiknya juga jangan sesering mungkin anda mengkonsumsi mi instan, karena efek berbahaya yang ditimbulkannya tadi. Sekarang pertanyaan untuk anda, apakah anda siap untuk tidak sering mengonsumsi mi instan? Semoga artikel ini bermanfaat ya?

No comments:

Post a Comment