Tuesday, August 28, 2012

Resensi Buku: Selagi Masih Muda, Bagaimana Menjadikan Masa Muda Begitu Bermakna

Oleh: Tim Kreatif MCU Birohmah Unila 2012/2013


Baiklah sidang pembaca yang mulia,

Kali ini saya akan mencoba membahas resensi dari buku yang berjudul “ SELAGI MASIH MUDA” karya Dr. A’idh Al-Qarni, M.A. Dalam buku ini, menceritakan tentang bagaimana sikap pemuda dengan adanya perubahan arus zaman yang semakin menderu.

Bagi sebuah bangsa pemuda adalah agent of change. Sebuah perjuangan apapun ideology yang diperjuangkan , hampir mustahil sukses tanpa kiprah kawula muda . sejarah membukrtikan hal itu dan bahkan dizaman Rasulullah SAW, beliau menguatkan lini pemuda sebagai pahlawan garda depan perjuangan suatu bangsa. Beliau sendiri juga berpesan untuk menjaga lima perkara sebelum datangnya lima perkara; masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu, masa hidupmu sebelum kematianmu, dan masa luangmu sebelum masa sempitmu. Sayangnya, sabda beliau ini banyak dilupakan oleh kaum  muda. Kini banyak pemuda islam yang terjerat dalam pusaran hedonisme dan menjadi budak westernisasi.


Saat ini, para pemuda dikepung oleh derasnya arus media dan srana pemuasan nafsu syawat. Mereka kebanyakan lalai dalam masa mudanya dengan melakukan aktifitas yang tiada bermanfaat dan tidak berrnilai ibadah, hingga menghancurkan potensi dirinya. Buku yang berjudul asli ‘’ FIYATUN AAMANUU BI RABBIHIM” merupakan karya Dr. A’idh Al-qarni, M.A yang dipersembahkan sebagai wujud cinta dan kepeduliannya terhadap para kawula muda, generasi harapan bangsa yang saat ini mayoritasnya sedang terjerat kubangan hitam dunia gemerlap dan dunia popularitas. Dengan tutur bahasanya yang bijak, penulis merangkai untaian mutiara nasihat untuk generasi muda agar dapat  mengisi hari-harinya dengan ibadah, menuntut ilmu, mengajarkannya dan berbagai bab yang syarat hikmah mengantarkan pembaca memasuki dunia kehidupan para pemuda dan merenungi detik demi detik yang telah dilaluinya. Tak lupa penulis juga mengingatkan kepada para pemuda untuk selalu mewaspadai berbagai rintangan yang menghadang mereka, seperti waktu yang terbuang sia-sia juga inferiority complex yang banyak menyerang kaum yang masih labil ini. Kisah Ashabul Kahfi pun tak ayal membuat buku ini sebagi sarat makna dan teladan bagi para pemuda harapan bangsa.

Namun di tengah kesempurnaan buku ini, ia tetap menyiratkan beberapa kekurangan yang tidak menurunkan kualitas isi di dalamnya. Contoh yang kebanyakan diambil dari studi kasus di Saudi, membuat contoh yang diketengahkan kurang relevan dengan keadaan di Negara lain. Dismping itu, isinya yang terlampau formal seolah-olah menggurui pembaca, membuat buku ini sedikit membosankan. Namun, terlepas dari kekurangan yang ada, buku ini merupakan buku yang layak dimiliki, terlebih lagi untuk para pemuda generasi penerus bangsa agar dapat memaksimalkan masa mudanya dengan baik di jalan yang di Ridhoi-Nya.

No comments:

Post a Comment