Thursday, September 6, 2012

Info Sehat: Jantung Koroner dan Stroke, Pembunuh Nomor Satu !

Karya: Wahid Priyono (MCU 12/13)

Persoalan makan sering dianggap remeh oleh banyak orang. Makan kurang beragam, makan berlebihan, atau telat makan merupakan hal biasa yang dikira tidak berpengaruh terhadap kesehatan. Padahal, makan secara tepat sangat penting untuk menunjang kesehatan tubuh yang optimal.

Perlunya perhatian terhadap konsumsi makanan bagi setiap orang adalah wajib diketahui mulai dari bagaimana makanan itu diolah, memilih jenis makanan yang higiene bukan berasal dari makanan awetan, serta hingga proses penyajian, takaran per saji dan cara penyimpanannya.

Banyak riset membuktikan keterkaitan makanan dan penyakit. Makanan-makanan yang tidak aman akan menyebabkan keracunan, sedangkan makanan yang dikonsumsi secara tidak tepat jenis dan tidak tepat jumlah akan memunculkan penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, stroke, dan lain sebagainya. Kedua penyakit ini merupakan penyakit pembunuh nomor satu di Indonesia. 
Di Dunia penyakit degeneratif seperti jantung dan stroke merupakan penyakit pembunuh nomor satu. Kedua penyakit ini diduga keras bahwa disebabkan oleh pola makan yang kurang teratur atau justru makanan yang dikonsumsi kurang higiene, berlebihan dalam mengkonsumsinya atau karena seseorang tersebut sering memakan makanan cepat saji yang dalam pengkonsumsiannya dalam jangka waktu yang lama. Sebenarnya dalam mengkonsumsi makanan harus melihat takaran yang dianjurkan, disesuaikan dengan kebutuhan/tidak berlebihan.

Salah satu penyebab penyakit jantung koroner disebabkan oleh kadar kolesterol dalam makanan yang sangat tinggi serta gaya hidup seseorang. Masalah kolesterol sebagai faktor risiko penyakit jantung koroner adalah fundamental untuk diperhatikan. Di Jepang insiden penyakit jantung koroner relatif rendah karena kadar kolesterol mereka umumnya rendah. Namun demikian, di kota-kota metropolitan Jepang yang sudah mengalami pergeseran pola makan, kecenderungan penyakit jantung koroner tampak meningkat.

Untuk menurunkan risiko aterosklerosis (pengapuran koroner pada pembuluh koroner darah), kita disarankan memiliki kadar kolesterol total <200 akan="akan" aterosklerosis.="aterosklerosis." dan="dan" dari="dari" dl.="dl." dl="dl" itu="itu" jahat="jahat" kolesterol="kolesterol" ldl="ldl" lebih="lebih" memunculkan="memunculkan" mg="mg" o:p="o:p">

Setiap hari tubuh kita memerlukan 1100 mg kolesterol yang sebagian besar diproduksi oleh hati dan hanya 300 mg yang berasal dari makanan.

Penyakit jantung oleh banyak faktor yang bersifat kompleks. Hidup penuh stres yang merupakan salah satu penanda gaya hidup modern juga dapat mengakibatkan munculnya penyakit jantung. Kini semakin disadari bahwa terlalu besarnya kecemasan, banyaknya sifat agresif, dan rasa permusuhan dapat memberikan kontribusi terhadap ketidakefisienan jantung dalam memompa darah k seluruh tubuh. Di bawah ini disajikan kandungan kolesterol dalam berbagai makanan.

PANGAN
KOLESTEROL (mg)
Daging sapi
88
Daging ayam
88
Kerang
53
Lobster
92
Udang
178
Telur (per butir)
252
Jantung
272
Hati sapi
430
Hati ayam
Otak
734
1975

(Sumber: Khomsan, 2006: hal 123)

Dalam hal atau aspek yang lain, penyakit jantung koroner berkaitan dengan sindrom metabolik. Jadi seseorang dikatakan menderita sindrom metabolik (sindrom resistensi insulin) apabila mempunyai tiga atau lebih ciri-ciri berikut: obesitas abdomen atau gemuk perut, tinggi trigliserida, rendah kolesterol HDL (kolesterol baik), tekanan darah tinggi, glukosa saat puasa tinggi. Lihatlah tabel berikut ini:
INDIKATOR
CUTT-OFF POINT
Lingkar Pinggang
-Laki-laki
-Perempuan
Trigliserida
Tekanan darah
Kolesterol HDL
-Laki-laki
-Perempuan
Gula darah (puasa)

>102 cm
>88 cm
≥50 mg/dl
≥135/85 mm

< 40 mg/dl
< 50 mg/dl
≥ 100 mg/dl
(Sumber: Food Fact Asia (juli 2003))

Penderita sindrom metabolik berisiko untuk mengalami diabetes tipe 2 atau penyakit jantung koroner.

Penelitian di AS membuktikan bahwa sindrom metabolik terkait erat dengan umur. Pada rentang umur 20-29 tahun peluang untuk menderita sindrom metabolik adalah 6,7 persen. Dan pada umur 60-69 tahun peluangnya meningkat menjadi 42,0 persen-43,5 persen. Laki-laki dan perempuan mempunyai peluang yang hampir sama untuk menderita sindrom ini. Untuk menghindari kedua penyakit ini diperlukkan latihan fisik/olahraga rutin tiap minggu (dua kali setiap pekan), mengkonsumsi makanan bergizi dan rendah lemak, serta memilih dan mengolah makanan secara higiene. (doc.MCU Birohmah 2012/2013).




No comments:

Post a Comment