Karya: Wahid Priyono (MCU 12/13)
Persoalan makan sering dianggap remeh oleh banyak
orang. Makan kurang beragam, makan berlebihan, atau telat makan merupakan hal
biasa yang dikira tidak berpengaruh terhadap kesehatan. Padahal, makan secara
tepat sangat penting untuk menunjang kesehatan tubuh yang optimal.
Perlunya perhatian terhadap konsumsi makanan bagi
setiap orang adalah wajib diketahui mulai dari bagaimana makanan itu diolah,
memilih jenis makanan yang higiene bukan berasal dari makanan awetan, serta
hingga proses penyajian, takaran per saji dan cara penyimpanannya.
Banyak riset membuktikan keterkaitan makanan dan
penyakit. Makanan-makanan yang tidak aman akan menyebabkan keracunan, sedangkan
makanan yang dikonsumsi secara tidak tepat jenis dan tidak tepat jumlah akan
memunculkan penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, stroke, dan lain
sebagainya. Kedua penyakit ini merupakan penyakit pembunuh nomor satu di
Indonesia.
Di Dunia penyakit degeneratif seperti jantung dan stroke
merupakan penyakit pembunuh nomor satu. Kedua penyakit ini diduga keras bahwa
disebabkan oleh pola makan yang kurang teratur atau justru makanan yang
dikonsumsi kurang higiene, berlebihan dalam mengkonsumsinya atau karena
seseorang tersebut sering memakan makanan cepat saji yang dalam
pengkonsumsiannya dalam jangka waktu yang lama. Sebenarnya dalam mengkonsumsi
makanan harus melihat takaran yang dianjurkan, disesuaikan dengan
kebutuhan/tidak berlebihan.
Salah satu penyebab penyakit jantung koroner disebabkan
oleh kadar kolesterol dalam makanan yang sangat tinggi serta gaya hidup
seseorang. Masalah kolesterol sebagai faktor risiko penyakit jantung koroner
adalah fundamental untuk diperhatikan. Di Jepang insiden penyakit jantung
koroner relatif rendah karena kadar kolesterol mereka umumnya rendah. Namun
demikian, di kota-kota metropolitan Jepang yang sudah mengalami pergeseran pola
makan, kecenderungan penyakit jantung koroner tampak meningkat.
Untuk menurunkan risiko aterosklerosis (pengapuran
koroner pada pembuluh koroner darah), kita disarankan memiliki kadar kolesterol
total <200 akan="akan" aterosklerosis.="aterosklerosis." dan="dan" dari="dari" dl.="dl." dl="dl" itu="itu" jahat="jahat" kolesterol="kolesterol" ldl="ldl" lebih="lebih" memunculkan="memunculkan" mg="mg" o:p="o:p">200>
Setiap hari tubuh kita memerlukan 1100 mg
kolesterol yang sebagian besar diproduksi oleh hati dan hanya 300 mg yang
berasal dari makanan.
Penyakit jantung oleh banyak faktor yang bersifat
kompleks. Hidup penuh stres yang merupakan salah satu penanda gaya hidup modern
juga dapat mengakibatkan munculnya penyakit jantung. Kini semakin disadari
bahwa terlalu besarnya kecemasan, banyaknya sifat agresif, dan rasa permusuhan
dapat memberikan kontribusi terhadap ketidakefisienan jantung dalam memompa
darah k seluruh tubuh. Di bawah ini disajikan kandungan kolesterol dalam
berbagai makanan.
PANGAN
|
KOLESTEROL (mg)
|
Daging sapi
|
88
|
Daging ayam
|
88
|
Kerang
|
53
|
Lobster
|
92
|
Udang
|
178
|
Telur (per butir)
|
252
|
Jantung
|
272
|
Hati sapi
|
430
|
Hati ayam
Otak
|
734
1975
|
(Sumber: Khomsan, 2006: hal 123)
Dalam hal atau aspek yang lain, penyakit jantung
koroner berkaitan dengan sindrom metabolik. Jadi seseorang dikatakan menderita
sindrom metabolik (sindrom resistensi insulin) apabila mempunyai tiga atau
lebih ciri-ciri berikut: obesitas abdomen atau gemuk perut, tinggi
trigliserida, rendah kolesterol HDL (kolesterol baik), tekanan darah tinggi,
glukosa saat puasa tinggi. Lihatlah tabel berikut ini:
INDIKATOR
|
CUTT-OFF POINT
|
Lingkar Pinggang
-Laki-laki
-Perempuan
Trigliserida
Tekanan darah
Kolesterol HDL
-Laki-laki
-Perempuan
Gula darah (puasa)
|
>102 cm
>88 cm
≥50 mg/dl
≥135/85 mm
< 40 mg/dl
< 50 mg/dl
≥ 100 mg/dl
|
(Sumber: Food
Fact Asia (juli 2003))
Penderita sindrom metabolik berisiko untuk
mengalami diabetes tipe 2 atau penyakit jantung koroner.
Penelitian di AS membuktikan bahwa sindrom
metabolik terkait erat dengan umur. Pada rentang umur 20-29 tahun peluang untuk
menderita sindrom metabolik adalah 6,7 persen. Dan pada umur 60-69 tahun peluangnya meningkat
menjadi 42,0 persen-43,5 persen. Laki-laki dan perempuan mempunyai peluang yang
hampir sama untuk menderita sindrom ini. Untuk menghindari kedua penyakit ini
diperlukkan latihan fisik/olahraga rutin tiap minggu (dua kali setiap pekan),
mengkonsumsi makanan bergizi dan rendah lemak, serta memilih dan mengolah
makanan secara higiene. (doc.MCU Birohmah 2012/2013).
No comments:
Post a Comment